Jurnal Teologi Igreja adalah berkala semi-ilmiah bilingual (dalam bahasa Indonesia dan English) yang ditujukan untuk turut mengembangkan dan memajukan karya tulis di bidang biblika, teologi, misiologi, pelayanan, filsafat, psikologi, kepemimpinan, dan bidang terkait lainnya. Meskipun visi dan misi institusional bercorak Pentakosta-Kharismatik, jurnal ini tetap membuka diri terhadap karya tulis bermutu yang bernuansa lintas denominasi.
Jurnal ini bersifat diamond open access (tidak memberlakukan biaya berlangganan baik kepada penulis maupun pembaca). Jurnal ini direncanakan terbit dua kali setahun (semi-annually) dalam versi daring (online).
Selain itu, kami terpanggil untuk ikut berkontribusi dan memberi warna pada pada pembinaan warga jemaat dan orang Kristen pada umumnya melalui pemikiran dan pelayanan para hamba Tuhan agar gereja di Indonesia khususnya dapat bertumbuh dan berkembang secara sehat dan benar.
Karya tulis yang tercakup di dalamnya meliputi tulisan hasil penelitian, pemikiran interaksi dengan topik kekinian, bahan eksegese/eksposisi, materi pengamatan, studi kasus, ringkasan khotbah, ulasan musik/film atau buku rohani, dan bentuk ekspresi pikiran lainnya dalam lingkup luas penelitian teologi yang terdokumentasi dengan referensi yang memadai.
Current Issue
Vol. 2 No. 1 (202): Menghadirkan Kasih Bapa di Tengah Kemajemukan Urban.
Tema Edisi Vol. 2, No. 1 (2025, forthcoming): "Menghadirkan Kasih Bapa di Tengah Kemajemukan Urban."
Perkembangan kota yang pesat menghadirkan tantangan sekaligus peluang unik bagi pelayanan Kristen. Kota-kota modern adalah pusat dari kemajemukan, ketika berbagai etnis, agama, dan latar belakang sosial bertemu. Di tengah hiruk-pikuk kehidupan urban, gereja justru dipanggil untuk melayani, bukan dengan mengisolasi diri, melainkan dengan merangkul kompleksitas kemajemukan dan keberagaman yang ada. Pelayanan Kristen di masyarakat urban yang serba beragam bukan hanya tentang menjangkau yang terpinggirkan secara geografis, tetapi juga secara sosial, emosional, dan spiritual. Ini adalah panggilan untuk menjadi garam dan terang di tengah "pasar" ide, keyakinan, dan gaya hidup yang saling bersaing.
Tantangan utama dalam pelayanan urban adalah fragmentasi sosial. Kehidupan kota seringkali ditandai oleh anonimitas dan individualisme yang tinggi. Orang hidup berdampingan namun terpisah oleh sekat-sekat virtual maupun nyata. Di sini, gereja harus menjadi agen rekonsiliasi yang secara aktif membangun jembatan antarindividu dan kelompok. Pelayanan tidak bisa lagi berfokus pada program-program besar yang satu arah, tetapi harus bergeser ke arah relasi personal yang otentik. Melalui percakapan, kehadiran yang tulus, dan tindakan kasih yang konkret, gereja dapat menembus sekat-sekat tersebut dan menghadirkan kabar baik tentang kasih Bapa yang menyatukan.
Selain itu, kemajemukan agama dan budaya menuntut gereja untuk merefleksikan kembali pendekatannya. Dialog dan kolaborasi menjadi kunci. Melayani di masyarakat urban tidak berarti harus meninggalkan identitas Kristen, melainkan justru memperkuatnya melalui sikap rendah hati dan saling menghormati. Gereja dapat bekerja sama dengan organisasi lain, baik yang berbasis agama maupun sekuler, untuk mengatasi masalah-masalah sosial bersama seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan.
Bagaimana pendapat Saudara-Saudari? Jika Anda pernah menuliskan gagasan-gagasan dalam tulisan yang belum pernah dipublikasikan, sila mengirimkan kepada kami.
Maranatha.
Mewakili Tim Editor Jurnal Igreja
Published: 2025-09-15